Kimberly Brown merupakan seorang gadget freak. Arkeolog dari Museum Gibraltar di Spanyol ini juga mengatakan teman-temannya menganggap dia kecanduan 'memainkan' iPhone 4-nya.
"Saya menggunakan smartphone ini dengan segala potensinya. Sebagai pemutar musik, kamera, sms, email, internat, apps, dan games," kata Kimberly, seperti dikutip dari CNN.
Tapi Kimberly tidak pernah menggunakan iPhone 4-nya untuk... menelpon. Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali menggunakan smartphone-nya itu sebagai telepon. "Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan menelpon terasa begitu mengganggu saat ini," ucap Kim.
Beberapa pengamat teknologi kemudian mengatakan perilaku pengguna smartphone seperti Kimberly Brown memang sedang jadi tren. Semakin banyak orang berkomunikasi menggunakan teks, semakin banyak pula cara berkomunikasi secara tekstual dengan menggunakan smartphone: Mulai dari sms, email, Facebook, dan Twitter.
Budaya penggunaan telepon ini seakan memiliki hubungan yang kebetulan dengan temuan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) yang menyebutkan resiko kanker dari penggunaan ponsel. Peneliti memperlihatkan resiko potensial penyakit kanker otak ketika telepon sering ditempelkan ke telinga penggunanya.
Produsen ponsel pun menyarankan agar pengguna ponsel menjaga jarak saat menggunakan ponsel. Jelas, itu akan lebih mudah dilakukan dengan mengirim sms dibanding menelpon.
Buat sejumlah orang, mengirim sms, email, atau pesan di Facebook lebih tidak mengganggu dibandingkan dengan menelpon. Dengan teks, mereka bisa menunda waktu sebelum menjawab (reply).
"Seiring perkembangan ponsel dengan fitur-fitur dengan banyak fungsi, pengguna punya banyak pilihan ketimbang sekedar menggunakannya untuk menelpon," kata Fiona Buchanan, peneliti tren ponsel asal London, Inggris.
Peneliti telekomunikasi Ross Gagnon juga menunjukkan hasil penelitiannya yang menyebutkan penggunaan ponsel untuk menelpon cenderung datar, sedangkan penggunaan ponsel untuk fitur lain semakin meningkat.
Hasil survei yang dilakukan Gagnon menunjukkan, pengguna ponsel menerima 21 telepon masuk di 48 jam terakhir. Di saat yang sama, pengguna telepon itu menerima 55 teks sms, memeriksa email 15 kali, dan browsing internet sebanyak 10 kali.
"Sepertinya memang naik-turun. Tapi secara umum jelas, telepon digantikan oleh sms," kata Gagnon.
CNN dalam akun @cnntech juga pernah menanyakan ke followers-nya mengenai perilaku pengguna smartphone. Sebagian besar mengaku jarang menggunakannya untuk menelpon.
"Telepon? apa itu itu telepon?" kata Kate Burn dari Maine dalam merespon itu. "Saya kira ini hanya untuk sms dan Twitter," lanjutnya.
sumber : vivanews.com
"Saya menggunakan smartphone ini dengan segala potensinya. Sebagai pemutar musik, kamera, sms, email, internat, apps, dan games," kata Kimberly, seperti dikutip dari CNN.
Tapi Kimberly tidak pernah menggunakan iPhone 4-nya untuk... menelpon. Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali menggunakan smartphone-nya itu sebagai telepon. "Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan menelpon terasa begitu mengganggu saat ini," ucap Kim.
Beberapa pengamat teknologi kemudian mengatakan perilaku pengguna smartphone seperti Kimberly Brown memang sedang jadi tren. Semakin banyak orang berkomunikasi menggunakan teks, semakin banyak pula cara berkomunikasi secara tekstual dengan menggunakan smartphone: Mulai dari sms, email, Facebook, dan Twitter.
Budaya penggunaan telepon ini seakan memiliki hubungan yang kebetulan dengan temuan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) yang menyebutkan resiko kanker dari penggunaan ponsel. Peneliti memperlihatkan resiko potensial penyakit kanker otak ketika telepon sering ditempelkan ke telinga penggunanya.
Produsen ponsel pun menyarankan agar pengguna ponsel menjaga jarak saat menggunakan ponsel. Jelas, itu akan lebih mudah dilakukan dengan mengirim sms dibanding menelpon.
Buat sejumlah orang, mengirim sms, email, atau pesan di Facebook lebih tidak mengganggu dibandingkan dengan menelpon. Dengan teks, mereka bisa menunda waktu sebelum menjawab (reply).
"Seiring perkembangan ponsel dengan fitur-fitur dengan banyak fungsi, pengguna punya banyak pilihan ketimbang sekedar menggunakannya untuk menelpon," kata Fiona Buchanan, peneliti tren ponsel asal London, Inggris.
Peneliti telekomunikasi Ross Gagnon juga menunjukkan hasil penelitiannya yang menyebutkan penggunaan ponsel untuk menelpon cenderung datar, sedangkan penggunaan ponsel untuk fitur lain semakin meningkat.
Hasil survei yang dilakukan Gagnon menunjukkan, pengguna ponsel menerima 21 telepon masuk di 48 jam terakhir. Di saat yang sama, pengguna telepon itu menerima 55 teks sms, memeriksa email 15 kali, dan browsing internet sebanyak 10 kali.
"Sepertinya memang naik-turun. Tapi secara umum jelas, telepon digantikan oleh sms," kata Gagnon.
CNN dalam akun @cnntech juga pernah menanyakan ke followers-nya mengenai perilaku pengguna smartphone. Sebagian besar mengaku jarang menggunakannya untuk menelpon.
"Telepon? apa itu itu telepon?" kata Kate Burn dari Maine dalam merespon itu. "Saya kira ini hanya untuk sms dan Twitter," lanjutnya.
sumber : vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar